Penundaan EUDR dan Dampaknya Secara Global
- Peterson Solutions Indonesia

- 7 Okt
- 3 menit membaca
Diperbarui: 8 Okt

Bagaimana penundaan regulasi deforestasi Uni Eropa memengaruhi keberlanjutan dan rantai pasok global
Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR) diperkenalkan untuk mencegah masuknya produk yang terkait dengan deforestasi ke pasar Eropa. Aturan ini mewajibkan perusahaan untuk membuktikan bahwa komoditas seperti minyak sawit, kopi, kakao, kedelai, dan kayu tidak berasal dari lahan hasil deforestasi.
Namun, Komisi Eropa kini mempertimbangkan untuk menunda penerapan regulasi ini selama satu tahun, menggeser tanggal penerapannya menjadi Desember 2025. Penundaan ini dimaksudkan agar perusahaan dan negara anggota Uni Eropa memiliki waktu lebih untuk mempersiapkan diri, namun juga menimbulkan perdebatan di kalangan pelaku industri, pembuat kebijakan, dan organisasi lingkungan.
Meskipun Komisi beralasan bahwa waktu tambahan dibutuhkan untuk menyelesaikan sistem IT dan membantu petani kecil beradaptasi, banyak pihak menilai langkah ini justru menjadi kemunduran bagi kepemimpinan Eropa dalam upaya global melindungi hutan dan menanggulangi perubahan iklim.
Kekhawatiran Bisnis dan Lingkungan terhadap Penundaan EUDR
Beberapa perusahaan besar—seperti Nestlé, Mars, Ferrero, dan Olam Agri—secara terbuka mendesak Uni Eropa untuk tidak menunda regulasi tersebut. Dalam pernyataan bersama, mereka memperingatkan bahwa penundaan ini dapat melemahkan kepercayaan terhadap komitmen Eropa dalam keberlanjutan dan menghambat kemajuan yang telah dicapai perusahaan dalam menerapkan rantai pasok yang transparan dan etis.
Perusahaan-perusahaan tersebut telah berinvestasi besar dalam teknologi pelacakan rantai pasok, pemetaan satelit, dan audit pemasok agar sesuai dengan standar EUDR. Mereka menilai bahwa penundaan kebijakan hanya akan menciptakan ketidakpastian dan menurunkan semangat bagi pelaku usaha lain untuk berinvestasi dalam praktik berkelanjutan.
Organisasi lingkungan juga menyuarakan kekhawatiran serupa. Mereka menegaskan bahwa setiap penundaan membawa konsekuensi nyata terhadap hutan dan komunitas lokal, karena praktik tidak berkelanjutan masih terus berlangsung, terutama di wilayah tropis yang rentan terhadap ekspansi pertanian.
Para aktivis menekankan bahwa EUDR bukan sekadar regulasi perdagangan, melainkan juga tanggung jawab moral. Menunda penerapan regulasi ini dapat memberi sinyal negatif bahwa Uni Eropa belum siap mengambil langkah tegas untuk melindungi iklim dan keanekaragaman hayati.ut its willingness to act decisively on climate and biodiversity protection.
Tantangan Implementasi
Di sisi lain, sebagian pemangku kepentingan, termasuk negara anggota Uni Eropa dan produsen kecil, mengakui adanya tantangan nyata dalam memenuhi persyaratan EUDR. Persyaratan seperti pemetaan geolokasi, pelaporan data, dan pelacakan asal bahan baku menjadi hambatan besar bagi petani kecil di negara berkembang.
Komisi Eropa menyadari hal ini dan tengah meninjau berbagai langkah dukungan, seperti penyediaan bantuan teknis, sistem digital, serta fleksibilitas transisi bagi negara yang menunjukkan kemajuan nyata.
Pendekatan ini mencerminkan pentingnya keseimbangan antara ambisi lingkungan dan kesiapan ekonomi—agar regulasi tetap efektif, adil, dan inklusif.
Langkah ke Depan
Perdebatan mengenai penundaan EUDR mencerminkan tantangan yang lebih luas: bagaimana menjadikan keberlanjutan sebagai hal yang dapat diterapkan secara nyata di rantai pasok global yang kompleks. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan produsen menjadi kunci untuk mencapai keseimbangan antara tujuan lingkungan dan kelangsungan ekonomi.
Meskipun penerapannya mungkin tertunda, perusahaan yang terus memperkuat transparansi, keterlacakan, dan tanggung jawab sosial akan berada pada posisi yang lebih siap untuk masa depan.
Keberlanjutan kini bukan lagi pilihan, melainkan bagian dari tanggung jawab bisnis yang modern dan beretika. Fokus utama tetap pada memastikan bahwa perdagangan global memberikan manfaat bagi manusia dan planet ini.
Kesimpulan
Perdebatan mengenai penundaan EUDR menegaskan satu hal penting: kemajuan menuju keberlanjutan membutuhkan kebijakan yang konsisten, komitmen yang kuat, dan tindakan nyata. Waktu tambahan mungkin bermanfaat bagi sebagian pihak, namun dunia tidak bisa terus kehilangan momentum dalam melindungi hutan dan menghadapi perubahan iklim.
Pelaku usaha, regulator, dan masyarakat memiliki tujuan bersama: memastikan bahwa rantai pasok global menjadi lebih efisien sekaligus lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Pantau terus pembaruan berikutnya terkait perkembangan EUDR dan upaya menuju rantai pasok berkelanjutan di Eropa dan seluruh dunia.
Sumber:



Komentar